Get paid To Promote at any Location

Selasa, 23 Desember 2008

Setelah Dibekukan Selama 21 Tahun, Fungsi Sperma Tetap Normal



Dokter dari Inggris mengatakan, bahwa mereka berhasil membuat hamil seorang ibu menggunakan sel sperma yang telah dibekukan selama 21 tahun, lagi pula melahirkan seorang bayi yang sehat. Peneliti menerbitkan hasilnya di majalah ilmiah Humanity Grafting, mereka percaya bahwa ini adalah sel sperma yang berhasil mentransplantasi generasi berikut dengan sel sperma yang paling lama dibekukan.

Bayi transplantasi yang menggunakan pembekuan sel sperma ini lahir pada 2 tahun lalu, ayah sang bayi didiagnosis mengidap penyakit kanker testis (buah pelir) pada tahun 1979, dan mulai menjalani perawatan. Waktu itu ia baru berusia 17 tahun, sebelum menjalani perawatan, ia membekukan sejumlah sel sperma.


Belakangan, ia dan istrinya bersama-sama membentuk mahligai rumah tangga dan memutuskan melahirkan anak generasi berikutnya. Namun tepat di saat itu, mereka mendapati bahwa ia tidak bisa memberikan anak, akhirnya dokter mencairkan sel sperma merekayang ditelah dibekukan selama bertahun-tahun silam, serta menggunakan sel sperma yang telah dicairkan agar istrinya hamil. Setelah melalui proses hamil buatan berulang kali, istrinya berhasil mengandung.

Dokter menemukan, meskipun telah 21 tahun dibekukan, namun fungsi sel sperma tetap masih normal, dan kualitasnya juga baik.

Dokter mengatakan, bahwa temuan ini sangat penting sebab setelah laki-laki membekukan sel spermanya, umumnya melalui jangka waktu yang cukup lama baru akan menggunakannya.


Hasil survei baru-baru ini diperoleh bahwa di antara laki-laki yang membekukan sel spermanya, kurang lebih hanya ada seperempat yang akan menggunakannya dalam waktu 10 tahun.


Pasangan suami-istri yang melahirkan keturunan berikut dengan menggunakan sel sperma yang telah dibekukan selama 21 tahun ini berharap supaya contoh kasus mereka dapat membantu remaja-remaja putra dan laki-laki muda yang diagnosis mengidap penyakit kanker itu, dan bersamaan dengan itu dalam menghadapi tekanan perasaan di masa remaja, mereka dapat mempertimbangkan secara positif masa depan mereka sendiri.





sumber :http://erabaru.or.id/k_07_art_34.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar